Kamis, 17 November 2016

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Strategi Pengorganisasian Pembelajaran

1. Pengertian Strategi Pengorganisasian Pembelajaran

Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977) menyatakan strategi mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan mensintesis fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan.
Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dibedakan  menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Startegi mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau prosedur atau prinsip. Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip.
Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urusan, membuat sintesis dan rangkuman isi pembelajaran yang saling berkaitan. Pemilihan isi berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu pada penentapan konsep apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu pada keputusan untuk menata dengan urutan tertentu konsep yang akan diajarkan. Pembuatan sintesis diantara konsep prosedur atau prinsip. Pembauatn rangkuman mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara melakukan tinjauan ulang konsepnserta kaitan yang sudah diajarkan.

2. Strategi Penyampaian Pembelajaran.

Strategi penyampaian isi pembelajaran merupkan komponen variable metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi strategi penyampaian pembelajaran adalah: 
(1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan 
(2) menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk           kerja.

3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran

Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pebelajar dengan variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling tidak, ada 3 (tiga) klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, dan motivasi.
Strategi pengelolaan pembelajaran sangat penting dalam sistem strategi pembelajaran secara keseluruhan. Bagaimanapun baiknya perencanaan strategi umumnya khususnya strategi pengorganisasian pembelajaran, namun jika strategi pengelolaan tidak diperhatikan maka efektivitas pembelajaran tidak bisa maksimal. Pada dasarnya strategi pengelolaan pembelajaran terkait dengan usaha penataan interaksi antar peserta didik atau santri dengan komponen strategi pembelajaran yang terkait, baik berupa strategi pengorganisasian maupun strategi pengeloalaan pembelajaran.
Strategi pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan suatu strategi atau komponen strategi dapat dipakai dalam suatu situasi pembelajaran. Menurut Degeng, paling tidak ada empat hal yang menjadi urusan strategi pengelolaan, yaitu:
1. Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran,
2. Pembuatan catatan kemajuan belajar peserta didik,
3. Pengelolaan motivasional dan
4. Kontrol belajar. 

a. Penjadwalan Penggunaan Strategi Pembelajaran
Dalam setiap tindak pembelajaran, seorang peserta didik harus mampu membuat perhitungan secara akal sehat tentang strategi pembelajaran apa saja yang akan digunakan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dalam suatu kegiatan pembelajaran seorang peserta didik tidak mungkin menggunakan satu strategi saja, melainkan harus mampu meramu berbagai strategi sehingga menjadi satu kesatuan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu seorang peserta didik dituntut mampu merancang tentang kapan, strategi apa dan berapa kali suatu strategi pembelajaran digunakan dalam suatu pembelajaran. Untuk menentukan strategi apa, kapan dan berapa kali suatu strategi digunakan tentu sangat berhubungan dengan kondisi pembelajaran yang ada.   

b. Pembuatan Catatan Kemajuan Belajar Peserta didik 
Dalam belajar seorang peserta didik tentu harus tahu seberapa jauh isi pembelajaran yang telah dipelajari oleh peserta didik. Karena hal tersebut merupakan suatu kewajiban, maka peserta didik perlu mengadakan evaluasi terhadap materi yang sudah diterimanya dari guru. Agar dapat diketahui tingkat kemajuan belajar peserta didik. Namun, permasalahannya adalah kapan, berapa kali dan bagaimana cara melakukan tes hasil belajar tersebut? Hal ini tentu perlu dipertimbangkan oleh seorang peserta didik. Dalam hal ini pengetahuan peserta didik tentang evaluasi pembelajaran akan sangat membantu untuk menjawab pertanyaan: kapan, berapa kali dan bagaimana cara melakukan tes hasil belajar.
Catatan kemajuan belajar peserta didik sangat penting untuk diadakan, karena dapat digunakan untuk melihat efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik.  Dari hasil analisa terhadap efektivitas dan efisiensi pembelajaran, peserta didik dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya, seperti :
(1)  apakah strategi pembelajaran yang digunakan telah sesuai atau belum, 
(2)  apakah rendahnya hasil belajar peserta didik disebabkan oleh faktor guru atau teman lain, 
(3) apakah penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran sudah sesuai atau belum dan lain sebagainya. faktor-faktor tersebut menjadikan pembuatan catatan kemajuan belajar peserta didik sangat penting.

c. Pengelolaan Motivasional
Pengelolaan motivasional terkait dengan usaha untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Jika motivasi belajar peserta didik rendah, strategi apapun yang akan digunakan dalam pembelajaran, tidak akan mampu untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, pengelolaan motivasional menjadi bagian integral dan esensial dalam setiap proses pembelajaran. Setiap strategi pembelajaran pada dasarnya secara implisit telah mengandung komponen motivasional, walaupun dengan cara yang berbeda-beda. Namun, juga ada beberapa strategi pembelajaran yang secara khusus dirancang untuk meningkatakan motivasi peserta didik. 
  
d. Kontrol Belajar
Kontrol belajar terkait dengan kebebasan peserta didik untuk melakukan pilihan pada bagian isinya yang dipelajari, kecepatan belajar, komponen strategi pembelajaran yang dipakai dan strategi kognitif yang digunakan.  Agar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dapat melakukan pilihan-pilihan tersebut, maka seorang peserta didik harus mampu merancang kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan berbagai alternatif pilihan belajar bagi dirinya (peserta didik). Jika peserta didik mampu merancang pembelajaran yang demikian maka sistem pembelajaran yang bersifat individu akan dapat dilakukan. Dengan sistem pembelajaran yang demikian, peserta didik akan lebih berperan sebagai perancang pembelajaran .    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar